Selasa, 05 Agustus 2008

Pasangan Hidup Sejati


Suatu waktu, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri.

Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya harta dan
kesenangan
yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik diantara semua istrinya. Pria
ini
selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya ini.

Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga
dengan
istrinya ini, dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini kepada
semua temannya. Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan
lari
dengan pria yang lain.

Begitu juga dengan istri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah
istri yang sabar dan pengertian. Kapanpun pedagang ini mendapat masalah,
dia
selalu meminta pertimbangan istrinya ini. Dialah tempat bergantung. Dia
selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit.

Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat
setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dia lah
yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami.Akan tetapi,
sang pedagang, tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama ini
begitu sayang padanya, namun, pedagang ini tak begitu mempedulikannya.

Suatu ketika, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia
akan
segera meninggal. Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam
hati. "Saat ini, aku punya 4 orang istri. Namun, saat aku meninggal,aku
akan
sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri."

Lalu, ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai bertanya pada
istri Keempatnya.
"Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah.
Nah, sekarang, aku akan mati, maukah kau mendampingiku dan menemaniku? Ia
terdiam. "Tentu saja tidak, "jawab istri keempat, dan pergi begitu saja
tanpa berkata-kata lagi. Jawaban itu sangat menyakitkan hati.Seakan-akan,
ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya.

Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga.
"Akupun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir.
Maukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?" Istrinya menjawab,
"Hidup begitu indah disini. Aku akan menikah lagi jika kau mati." Sang
pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.

Lalu, ia bertanya pada istri keduanya.
"Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu
mau membantuku.Kini, aku butuh sekali pertolonganmu. Kalau ku mati, maukah
kau ikut dan mendampingiku?"
Sang istri menjawab pelan. "Maafkan aku," ujarnya, "Aku tak bisa
menolongmu
kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur saja.
Nanti,akan
kubuatkan makam yang indah buatmu." Jawaban itu seperti kilat yang
menyambar.

Sang pedagang kini merasa putus asa. Tiba-tiba terdengar sebuah suara.
"Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut kemanapun kau pergi. Aku, tak
akan
meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu. Sang pedagang lalu menoleh ke
samping, dan mendapati istri pertamanya disana. Dia tampak begitu kurus.
Badannya tampak seperti orang yang kelaparan.

Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau saja,aku bisa
merawatmu
lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini, istriku."

******* KESIMPULANNYA*******

Teman, sesungguhnya kita punya 4 orang istri dalam hidup ini.
Istri yang keempat, adalah tubuh kita.
Seberapapun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita
supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera
kalau kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat
kita
menghadap-Nya.

Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan.
Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan
berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya.

Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman. Seberapapun
dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita
selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.

Dan, teman, sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita.
Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan
dankesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah
yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah.
Hanya
amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak.

Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan
sampai kita menyesal belakangan.

Tidak ada komentar: